14 Januari 2012

BEKERJA DALAM SATU TEAM

 A.    PRINSIP-PRINSIP KERJA SAMA DALAM TIM

Tim adalah sekelompok orang yang mempu­nyai keinginan yang sama untuk menjalin kerja sama demi mencapai tujuan bersama meskipun mempunyai latar belakang keahlian yang ber­beda-beda.

·         Ciri-ciri sebuah tim, yaitu:
1.     Tim dibentuk dan diketuai oleh seorang pe­mimpin.
2.     Tim mempunyai visi, misi, tujuan, dan sa­saran yang ingin dicapai.
3.     Tim yang dibentuk terdiri dari beberapa macam orang yang mempunyai latar belakang keahlian yang berbeda-beda.
4.     Adanya kerja sama antar anggota tim untuk melaksanakan suatu tugas.
5.     Dampak keberhasilan dan kegagalan yang dicapai dirasakan oleh semua anggota tim.

·         Karakteristik suatu tim, yaitu:
1.     Semua anggota tim harus menaati peraturan yang berlaku.
2.     Adanya kesepakatan terhadap misi tim.
3.     Adanya pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang.
4.     Dapat beradaptasi terhadap, suatu perubah­an

·         Beberapa prinsip kerja sama yang perlu diper­hatikan oleh suatu tim antara lain sebagai ber­ikut:
1.     Identitas pribadi anggota tim.
2.     Hubungan antaranggota tim.
3.     Identitas tim di dalam organisasi.

·         Ada 2 manfaat yang dapat diperoleh dari ada­nya kerja sama dalam tim, yaitu:
1.     Manfaat bagi organisasi.
2.   Manfaat bagi para anggota




A.    TATA HUBUNGAN INTERNAL : VERTICAL DAN HORIZONTAL
Hubungan Vertical hubungan yang terjadi antara atasan/pimpinan dengan bawaha.
Hubungan horizontal hubungan yang berlangsung secara mendatarantar staf aau antarkaryawan yang mempunyai kedudukan setingkat atau selevel.

B.    INTERPERSONAL RELATIONSHIP

Interpersonal relationship adalah hubungan komunikasi antar pribadi yang terjadi dalam lingkungan pekerjaan atar kepegawaian.
Manfaat:
1.     menciptakan rasa aman kepada para karyawan
2.     menanamkan rasa kebrsamaa dan loyalitas kepada para karyawan
3.     menciptakan hubungan kerja sama yang sehat dan harmonis di antara para karyawan
4.     menanamkan rasa tangungjawab kepada para karyawan
5.     dapat menciptakan saling pengertian antara pimpinan dengan semua karyawan
6.     dalam rangka pembinaa karyawan, sangat memerlukan data-data yang lengkap tentang sikap dan perilaku kerja para pegawai.

·         komponen – komponennya: Top Manager, Middle Manager, Lower Manager


C.    PENGEMBANGAN PROFESIONALISME KERJA

Profesionalisme adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan cirri suatu profesi atau orang yang professional.

Lulusan Administrasi Perkantoran

PROFIL KEMAMPUAN LULUSAN
  1. Nama jabatan : Sekretaris muda

  1. Profil Jabatan :
Sekretaris menggunakan mesin tik dan alat pemprosesan kata (word processing) untuk menjalin surat menyurat dan dokumen lain dan nama-nama staff, mengatur dan mengawasi system filling dan menangani surat menyurat rutin berdasarkan inisiatif sendiri.
     
  1. Kegiatan Utama Sekretaris
1.    Administrasi Kantor
·      Menggunakan,mencatat dan mengedarkan surat-surat dan dokumen
·      Menkonsep dan menyelesaikan surat-surat,catatan rapat dan laporan yang berasal darri dikte atau draft tertulis kedalam standar kantor dengan menggunakan mesin tik atau dengan peralatan pemprosesan kata
·      Menangani surat menyurat rutin dengan inisiatif sendiri dalam bahasa Indonesia dan bahasa inggris
·      Menangani dan melaksanakan system filing menurut prinsip dan aturan filling
·      Mengatur dan merawat peralatan mesin tulis dan fasilitas pemprosesan data
·      Menangani prosntage grafik kantor yang sederhana
            
             2. Akuntansi dan pembukuan
·         Menangani kas kecil dan membukukan biaya-biaya
·         Merencanakan budget untuk peralatan kantor dan mengkolsultasikan sebelumnya kepada        atasan untuk mendapat persetujuan
·         Menyiapkan dan melaporkan keuangan harian dan bulanan kepada atasan
·         Menggunakan spread sheet

              3. Membantu Atasan
·      Mencatat staff yang dinas luar dan anggota staff lain yang diberikan kuasa
·      Mengatur jadwal pertemuan
·      Membantu masalah-masalah pegawai,seperti : jadwal kerja, cuti, lembur,ijin, dan fasilitas pinjaman
·      Berkomunikasi dan bekerjasama menurut prinsip-prinsip etika yang berlaku.

27 Desember 2011

Posisi Tidur Menandakan Kepribadian

Beberapa peneliti mengenai kesehatan tidur di Inggris mencari tahu apa kaitan posisi tidur seseorang dengan kepribadian kita. Ternyata kaitannya cukup erat. Berikut adalah 6 posisi tidur yang paling umum dari sekitar 1.000 responden dan kepribadian mereka.
Fetal. Posisi ini menempati posisi tertinggi dengan 41 persen responden mengatakan, mereka menggunakan posisi ini saat tidur. Orang yang tidur dengan posisi ini tidur dengan meringkuk, seperti bayi yang berada di dalam rahim. Umumnya tidur di salah satu sisi tubuh, kedua kaki menekuk dekat dengan perut. Kedua tangan menekuk di depan tubuh. Kepribadian orang yang tidur dengan posisi ini umumnya terlihat tangguh di luar, tapi sebenarnya sensitif di dalamnya, juga pemalu. Tipe ini juga mudah dan cepat relaks, tidak terlalu lama memusingkan masalah.

Log atau seperti balok kayu. Sebanyak 15 persen responden penelitian ini mengatakan tidur dengan posisi ini. Layaknya balok kayu, posisi tubuh tipe log umumnya tidur dengan menumpu pada salah satu sisi tubuh, kaki dan tangan lurus, tidak tertekuk. Orang yang tipe tidurnya seperti ini ditengarai memiliki kepribadian yang santai dan mudah bersosialisasi. Amat mudah percaya kepada orang asing. Namun, sayangnya kadang mudah tertipu oleh janji orang lain.

Yearner atau perindu. Selayaknya orang yang ingin memeluk, tipe yearner tidur dengan menumpu salah satu sisi tubuh, kaki lurus tak tertekuk, namun tangan seperti ingin menggapai. Lengan tergeletak lurus, seperti ingin menggapai. Tipe seperti ini biasanya memiliki kepribadian yang terbuka, namun tetap memiliki sikap sinis dan mudah curiga. Tipe ini juga lamban dalam mencapai keputusan dan sulit untuk mengubah pendirian dan pendapatnya.

Prajurit. Posisi ini menempati posisi keempat. Seperti prajurit yang selalu berada dalam keadaan siap siaga, posisi prajurit merupakan posisi orang yang tidur dengan keadaan rapi. Tubuh dalam keadaan telentang, kedua kaki dalam keadaan lurus, masing-masing lengan berada di sisi tubuh, juga lurus. Biasanya, orang yang tidur dengan tubuh ini adalah orang yang pendiam dan pemalu, tidak menyukai keributan. Tipe ini juga memiliki standar penilaian yang tinggi.

Freefaller. Sebanyak 7 persen responden penelitian ini mengatakan tidur dengan posisi ini. Posisi ini tidur dengan keadaan tengkurap. Biasanya, orang dengan tipe posisi tidur ini cenderung ceroboh, tergapah-gopoh, juga sensitif, namun memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi. Sayangnya, sulit untuk menerima kritik.

Bintang laut. Untuk mereka yang tidur dengan posisi kedua lengan tertekuk dan ditempatkan di sisi kepala, mereka ditengarai memiliki kepribadian sosial yang tinggi. Biasanya, mereka yang tidur dengan posisi yang dimiliki 5 persen para responden ini memiliki kepribadian yang mudah berteman. Siap untuk mendengarkan orang lain dan mudah menawarkan bantuan. Tipe ini pun memiliki sifat yang rendah hati, karenanya tak terlalu menyukai menjadi pusat perhatian.

Namun, para peneliti ini juga mengingatkan, seperti apa pun posisi tidur Anda, yang terpenting adalah bahwa Anda mendapatkan cukup waktu tidur, juga tidur dengan nyenyak. Kekurangan tidur dan masalah tidur lain bisa menimbulkan masalah pada kesehatan.(kompas)

Akibat Broken Home

Istilah “broken home” sudah tidak asing lagi kita dengar di telinga kita, mengingat istilah ini sering menjadi salah satu penyebab seseorang kehilangan jati dirinya. Broken home merupakan suatu kondisi dimana suatu keluarga sudah tidak dapat merasakan lagi adanya suatu keharmonisan dan kehangatan keluarga yang berakibat kekacauan dan kehancuran dari keluarga itu sendiri yang dipicu oleh konflik internal. Salah satu penyebabnya adalah Keegoisan orang tua yang tidak mempedulikan bagaimana mental dan perasaan buah hatinya, disaat ia belum sanggup menerima kenyataan yang harus dihadapi karena perilaku orang tuanya.
Banyak dampak buruk yang dapat terjadi pada seorang anak yang mengalami broken home, kondisi ini dapat menimbulkan dampak negati yang sangat besar, terutama bagi mental anak-anaknya. Seorang anak dapat kehilangan jati dirinya, karena tidak snggup menerima kenyataan yang terjadi dalam keluarganya. Karena tidak ada lagi perhatian dan kasih sayang dari keluarga  yang terpecah belah, akan membuat sang anak merasa kehilangan pegangan serta panutannya dalam masa transisi menuju kedewasaan. Anak akan merasa kesepian tanpa adanya lagi kehangatan dan keharmonisan dari kedua orang tuanya.
Mentalnya akan sakit melihat kekacauan yang terjadi dalam keluarganya, sehingga ia merasa kebingungan apa yang harus ia lakukan, bagaimana dengan masa depannya jika keluarganya tercerai berai. Anak akan merasakan kehilangan kasih sayang dari salah satu orang tuanya, entah kehilangan sosok ayah atau sosok ibu.
Untuk seorang anak yang tidak kuat dalam menghadapi kenyataan ini, kemungkinan besar ia akan terjerumus dalam kehidupan yang bebas yang dekat dengan dunia hitam jika orang tuanya tidak mengawasi dan memperhatikannya. Terbatasnya kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya, sang anak akan mencari sendiri kesenangan yang dirasa mampu mengatasi rasa sakit dari perpisahan orang tuanya tanpa adanya aturan dan pengawasan dari oran tua yang menyebabkan anak terjerumus ke dunia hitam.
Dalam segi pendidikan anak pun sangat berpengaruh, kehilangan jati diri yang membuat anak stres dengan konflik intern keluarganya sehingga prestasi dalam sekolahnya pun mengalami penurunan baik akademik maupun non akademik.
Melihat kedua orang tuanya sering bertangkar dihadapannya dan hidup dalam keluarga yang tidak nyaman membuat siswa tersebut kehilangan semangat dalam hidupnya. Ia akan merasa impian dan harapan yang sudah ia rencanakan hilang begitu saja.
untuk kalian yang merasa “broken home” tetaplah berfikir positif dan semangat dalam menjadi hidup. Lanjutkan hidup dan teruskan cita-citamu !!!!

Penyebab Pelupa

Apakah anda termasuk seseorang yang mudah LUPA?? Apa anda mengetahui faktor yang menjadi penyebab diri anda menjadi seorang PELUPA?? Lupa adalah hilangnya suatu ingatan dari memory otak kita.
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi pelupa. Menjadi pelupa akan membuat kita stres, karena dapat menghambat aktivitas/pekerjaan kita sehari-hari. Namun, stres juga dapat menjadi faktor penyebab seseorang menjadi pelupa. Berikut beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab nya: 
1.      Pengalaman Traumatik 
Pengalaman Traumatik adalah suatu pengalaman buruk yang terjadi pada seseorang yang menyebabkan orang tersebut sangat ketakutan akan suatu hal sehingga       mengalami tekanan dan stres yang berkepanjangan dan sulit untuk melupakan    kejadian tersebut (problem memory).
Hal ini juga terjadi pada sebagian orang yang telah mengalami stres berat, seperti      halnya mereka yang mengalami stres pasca pengalaman traumatik (Post Traumatic Stress Disorder/PTSD).
Namun, dalam hal ini tidak berarti bahwa setiap orang yang mengalami tekanan (stressor) akan selalu berisiko mengalami problem memori. Ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan merosotnya daya ingat atau fungsi memori otak kita.
Trauma ini harus dihilangkan dari memory seseorang, sehingga Ia tidak terus tertekan oleh ketakutan yang berlebih pada hal yang telah dialaminya. Dengan dukungan dan bantuan dari keluarga dan orang-orang disekitarnya, akan dapat membantu ia keluar dari rasa traumanya.

2.                                     2.  Faktor Usia
Usia menjadi salah satu penyebab melemahnya/menurunnya tingkat memory otak kita, yang mengakibatkan kita menjadi seorang yang pelupa. Dengan pengaruh faktor usia, dapat dikatakan bahwa sel-sel saraf otak memang sebagian mengalami kerusakan setelah seseorang menjadi tua atau memasuki usia lebih lanjut.
Pada masa-masa itu sebagian besar orang mengalami proses degeneratif  pada sel-sel saraf otak yang menjalankan tugas menerima–menyalurkan–menyimpan informasi atau pengetahuan. Komunikasi antarsel saraf (neuron) yang terjadi pada saat kita melakukan proses mengingat atau melakukan fungsi kognitif lain telah berkurang atau terganggu setelah seseorang memasuki usia lebih lanjut.
Namun terkadang tidak hanya seseorang yang memasuki usia lebih lanjut yang mengalami hal demikian, usia yang masih relatif muda pun sering mengalami lupa.
Mengapa hal ini dapat terjadi?? Mungkin dalam hal ini, tidak separah yang dialami oleh orang yang memasuki usia lebih lanjut. Tetapi penurunan tingkat memory otak juga dapat terjadi pada seseorang berusia relatif muda, jika itu terjadi latih lah otak anda dengan berbagai kegiatan yang yang dapat menghidupkan kembali saraf-saraf otak anda.
Misalnya, dengan sering membaca akan membuat otak anda berfikir dan mencerna kearah mana intisari dari bacaan tersebut sehingga saraf-saraf otak hidup dan kembali bekerja, Aktifkan otak kiri dan kanan anda dengan musik, lakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan pada umumnya, seperti menulis dengan tangan kiri, menggosok gigi dengan tangan kiri. Hal ini dapat menyeimbangkan otak kiri dan kanan kita, dengan melakukan hal-hal yang dapat menghidupkan kembali saraf-saraf pada otak kita.
Namun, perlu kita ketahui bahwa neuron-neuron baru juga tumbuh (proses neurogenesis) sepanjang hidup kita, meski tidak sebanyak pertumbuhan pada masa kanak-kanak dan remaja. Dengan demikian, kita dapat menemukan adanya orang-orang lanjut usia yang fungsi kognitifnya tetap efektif.

3.                             3.      Mengalami gangguan Emosi dan Kognisi
Selain faktor usia yang memberikan kemungkinan penurunan fungsi memori, peristiwa-peristiwa hidup yang sangat menekan yang terus ditanggapi dengan emosi negatif merupakan pemicu terjadinya penurunan fungsi kognitif (tidak mampu memahami sesuatu dengan baik, berpikir dengan lancar, termasuk mengingat informasi dengan baik).
Depresi atau stres berat dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi, berfokus pada detail, dan menyerap informasi baru. Gangguan tidur yang sering menyertai depresi jelas menyebabkan permasalahan kognitif.
Sebagian orang dapat mengatasi stres dengan aktivitas fisik seperti berolahraga. Beberapa orang lain dapat mengatasi stres dengan melakukan rileksasi atau meditasi.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal-hal tersebut yang akan menyebabkan seseorang menjadi pelupa. Merubah gaya hidup menjadi pola hidup yang lebih sehat dan dengan pikiran yang bersih jauh dari hal-hal yang negatif, bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, organisaikan hidup dan pikiran anda, buat hidup anda lebih bermakna.

Pemalu=Phobia Sosial

Remaja anda sering takut bertemu orang baru, pergi ke sekolah atau suatu tempat, atau bergabung dengan teman-temannya. Mungkin dia mengalami Fobia sosial. Jika tidak diatasi, maka bisa mengganggu perkembangan sosialnya.
Banyak anak-anak yang mempunyai sifat pemalu atau mengalami masa “canggung” saat remaja. Hal itu ternyata tidak hanya karena rasa takut berhadapan di lingkungan pergaulan. Menurut studi terbaru National Institute Of Mental Health, remaja yang menyebut diri mereka “pemalu” sebenarnya menderita yang namanya Fobia Sosial.
Beberapa pakar, bagaimanapun, masih ragu-ragu untuk mengklasifikasikan fobia sosial sebagai gangguan mental. Hal ini menunjukan bahwa “mengobati rasa malu yang normal dan menyebabkan perawatan yang berlebihan kepada remaja pada masa lalu, hanya merujuk pada seseorang yang  dianggap tertutup atau introvert.
Setelah melakukan survei lebih dari 10.000 anak-anak antara usia 13 dan 18 tahun, serta 6.000 orang tua mereka, disimpulkan bahwa fobia sosial sebenarnya merupakan gangguan psikologis yang melemahkan jiwa anak dan dapat mempengaruhi sekitar satudari sepuluh anak-anak “pemalu”.

“Remaja diminta untuk menilai rasa malu mereka disekitar orang-orang seusia yang mereka tidak kenal dengan sangat baik pada skala empat sampai satu. Sementara orang tua diminta untuk menilai anak mereka pada pertanyaan yang sama, “kata Kathleen Merikangas, penulis studi pendamping dan kepala bagian Genetic Epidemiology Research Branch di National Institute Of Mental Health.
Rasa malu sangat umum dikalangan mereka yang disurvei, yakni sekitar 47% dari anak-anak yang melaporkan bahwa mereka pemalu dan 62% orang tua yang melaporkan anak mereka pemalu. Para peneli mengungkapkan bahwa dalam subset kecil dari mereka yang mengaku pemalu, rasa malu itu hanya salah satu gejala dari masalah psikologis yang lebih besar, yaitu Fobia Sosial.
“Rasa malu adalah sifat  tempramental yang memiliki perbedaan pada tiap tahap perkembangan (anak-anak dan remaja). Orang-orang pemalu tidak selalu terganggu oleh sifat alamiah manusia yang sudah ada, “ujar Merikangas seperti dikutip dari ABC News Medical Unit. “Meskipun Fobia Sosial dapat dianggap sebagai bentuk ekstrem dari rasa malu, tidak ada tumpang tindih yang lengkap,” ujarnya.
Merikangas mengatakan, tidak seperti mereka yang hanya pemalu, orang-orang dengan fobia sosial dilemahkan oleh rasa takut saat berinteraksi sosial, gangguan dalam kemampuan mereka untuk mengerjakan tugas sekolah, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial serta hubungan keluarga. Mereka sering mengalami reaksi kecemasan yang berat selama menjalani interaksi sosial, termasuk muka memerah, berkeringat, jantung berdebar kencang, dan gemetar.
“Orang dengan fobia sosial melaporkan reaksi yang dirasakannya sungguh berlebihan dan tidak masuk akal. Dan mereka merasa menderita karena tidak bisa meredakan reaksi ketakutan dan kekhawatiran ekstrem,” katanya. Mereka yang mengalami Fobia sosial juga lebih mungkin mengalami masalah psikologis lain, seperti kecemasan berlebihan, depresi, gangguan perilaku, dan penyalahgunaan narkoba.
Namun, mereka tidak suka jika harus menjalani pengobatan psikiatris. Akibatnya, para remaja dengan gangguan tersebut tidak mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. “hasil penelitian juga menunjukan bahwa mayoritasoarng muda dengan fobia sosial tidak menerima pengobatan yang efektif dan tepat, “kata Dr David Fassler, profesor klinis psikiatri di University Of Vermont College of Medicine.
Bagaimana mengidentifikasi fobia sosial ?? Dan, kapan rasa canggung terhadap lingkungan sosial dikategorikan sebagai gangguan kejiwaan ??
“Meskipun penelitian berpendapat bahwa fobia sosial adalah gangguan kejiwaan yang agak terpisah  dari rasa malu yang normal, dua kepribadian ini berada pada spektrum yang sama,” sebut Dr Mark Reinecke, kepala bidang psikolog di Northwestern Memorial Hospital.
Bagaimana MENGATASINYA ??
·         SEBAIKNYA, anda tidak mengolok-olok atau membicarakan sifat pemalu anak didepannya karena anak merasa tidak diterima.
·         KONTAK MATA. Ketika berbicara dengan anak anda, minta dia selalu untuk menatap mata anda.
·         JIKA anak merasa tidak nyaman menatap tepat dimata lawan bicara, ajarkan dia untuk menatap puncak hidung diantara kedua mata orang dihadapannya.
·         MELATIH PERCAKAPAN. Buat daftar berisi kalimat pembuka percakapan yang mudah digunakan anak untuk bercakap-cakap dengan berbagai kelompok orang.
·         BERLATIH SOSIALISASI. Siapkan anak untuk menghadiri acara sosial yang akan segera diselenggarakan dengan menjelaskan latar, ekspektasi, serta para hadirin yang kira-kira datang ke acara itu.
·         KETAHUI KESUKAAN dan POTENSI ANAK. Lalu, doronglah anak untuk berani melakukan hal tertentu, melalui hobi dan potensi diri. Misalnya, anak usia suka main mobil-mobilan, ketika ditoko dia ingin mobil merah, sementara yang tersedia warna biru. (Rendra Hanggara,  Seputar Indonesia 22 Oktober 2011)