12 November 2011

Hindarkan 5 Kesalahan dalam Pemasaran

Sebagian besar pebisnis merasa tahu banyak tentang pemasaran atau marketing, tapi kenyataan menunjukan fakta sebaliknya. Sekitar 80% pebisnis tidak tahu ilmu marketing, sehingga banyak melakukan kesalahan mendasar dan mengakibatkan bisnisnya tidak berkembang dengan baik.

Di bawah ini terdapat 5 (lima) kesalahan mendasar marketing, yang biasa dilakukan oleh pengusaha menengah kecil.

1.     PEMASARAN MENGINGATKAN (IMAGE BASE)
Strategi marketing yang hanya mengandalkan citra perusahaan kurang cocok dilakukan pengusaha UKM beromzet dibawah Rp 100 miliar/tahun. Strategi ini hanya cocok untuk perusahaan besar yaitu korporasi yang merk nya sudah mapan.
Strategi macam ini tidak cocok dan tidak akan efektif. Dalam konteks memperbesar size pasar, sebaiknya kita menggunakan strategi yang langsung mendapat respon dari konsumen (direct response) bukan mengingatkan (imagine base). Strategi ini akan lebih banyak menawarkan, menarik perhatian, memberikan benefit kepada konsumen dan mengharapkan jawaban cepat dari mereka. Sedangkan pembangunan citra bersifat pasif.

2.     PRODUCT ORIENTED (MENONJOLKAN FITUR PRODUK)
Marketing itu berkaitan erat dengan emosi dan perasaan (feeling). Bahkan sebagian pakar menyebutkan, emosi dan perasaan itulah inti dari marketing. Kita akan berhasil memasarkan sebuah produk kepada konsumen, jika emosi dan perasaan konsumen tersebut bisa kita kuasai.
Salah satu pengabaian emosi dan perasaan itu adalah terlalu menonjolkan produk (Product Oriented). Kita hanya menampilkan fitur-fitur keunggulan dan kehebatan produk atau mengedepankan pendiri perusahaan, para pembuat produk, dan orang-orang yang berada di belakang produksi. Kita seolah-olah tidak peduli pada emosi dan perasaan konsumen, dan kita hanya bertindak egois.

3.     TIDAK PERNAH MENGUKUR DAN MENGUJI
Setiap kali menjalankan sebuah strategi, kita mengharapkan hasil yang optimal. Bagaimana kita tahu sebuah strategi berhasil atau idak? Berapa angka pastinya? Apakah upaya yang kita keluarkan sesuai dengan hasil? Semua itu bisa diperoleh jika setiap kali melakuukan strategi, kemudian kita mengukur dan mengujinya. Dengan mengukur kita akan mendapatkan angka-angka yang bisa dibandingkan. Sedangkan menguji akan memberikan jawaban, apakah strategi itu berjalan atau tidak.
Masalahnya sebagian besar dari kita sering mengabaikan “mengukur dan menguji” ini . maunya kita hanya bhasil, hasiil dan hasil tanpa mau bersusah payah untuk mengukur dan mengujinya. Kealpaan melakukan uji dan ukur inilah yang seringkali menjadikan marketing sebagai ajang menghambur-hamburkan uang. Oemilik usaha mengeluhkan bagaimana oemasarannya yang lebih banyak menghasilkan uang ketimbang memberikan pemasukan. Akibatnya, marketing berada pada posisi pos biaya bukan investasi.

4.     KURANGNYA PENGETAHUAN SISTEM MARKETING YANG EFEKTIF
Berbagai kondisi di atas diperparah dengan enggangnya kita belajar tentang marketing yang efektif, atau belajar marketing kepada pihak yang salah. Jika kondisi ini yang terjadi, maka akan semakin banyak kesalahan sehingga berefek kepada kegagalan. Akibatnya lambat laun akan membuat kita kihabisan modal. Ini melahirkan anggapan keliru, kegiatan marketing selalu memebutuhkan biaya besar. Padahal bukan begitu seharusnya, marketing adalah investasi.
Marketing juga tidak identik dengan iklan yang berbiaaya mahal. Pandangan ini terjadi karenaperusahaan selalu melihat kiprah para raksasa, yang menjalankan strategi marketingnya dengan gelontoran iklan yang massif, akibatnya kita terpengaruh dan ikut-ikutan. Padahal belum tentu strategi pihak lain cocok  buat kita. kalaupun belajar marketing, seringkali kita salah mendapatkan masukan. Misalnya dari kolega yang sama-sama belum sukses. Carilah orang yang benar-benar paham tentang marketing dan belajarlah kepada mentor yang tepat.

5.     DO NOTHING (TIDAK MELALUKAN APAPUN)
Kesalahan inilah yang palingberbaaya, yaitu tidak melakukan strategi apapun. Deretan kesalahan no mor 1 sampai nomor 4 diatas ikut andil menciptakan kesalahan nomor 5 ini. Sejumlah factor yang membuat banyak pengusaha UKM terperangkap dalam kesalahan ini adalah:
A.    Banyak pengusaha pemula yang kebingungan dalam menerapkab strategi marketing.. meretka tidak tahu mana yang paling tepat diterapkan . saking bingungnya akhirnya mereka tidak melakukan strategi apapun.
B.      Kehabisan ‘peluru’. Salah satu penyebab utamanya karena kehabisan dana.  Kenapa? Karena sudah berulangkali salah dalam menerapkan strategi. Tentu saja dana perusahaan menegah kesil sangat terbatas sehingga tidak mungkin mampu menutupi kebocoran dana akibat salah stategi . ujung-ujungnya tidak melakukan strategi apapun.
Dalam kondisi seperti ini, perusahaan kemungkinan besar tidak akan berkembang dan sulit membuka pasar barunya. Marketing merupakan jantungnya perusahaa. Oleh karena itu, kesalahan nomor 5 ini dianggap sebagai kesalahan terbesar. Meskipun kesalahan pertama sampai keempat punya kontribusi terbesar terhadap kesalahan nomor 5.

Ben Abadi,
Penulis Buku "Double Your Profit in 90 Days or Less"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar